Kamis, 17 November 2011

“ Looking for Alternative Models in reference to Japanese Educational Experiences “

MATH PROGRES FOR INTERNATIONAL COOPERATION IN INDONESIA International Forum on Basic Education Development in South and South East Asian Country University Hall, University of Tsukuba, Japan
By : Dr. Marsigit,M.A
Reviewed by : Samsul Feri Apriyadi

Tantangan bagi pendidik sekarang adalah bagaimana meningkatkan belajar siswa menjadi terampil matematika; dimana guru harus mengatur instruksi untuk melibatkan anak-anak sehingga mereka secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri dengan pemahaman (Peterson di Grouws, et al, 1988.).Namun hal ini masih mengalami kendala seperti: (1) kompleksitas lingkungan pendidikan, (2) keterbatasan anggaran, (3) kurangnya sumber daya pendidikan dan fasilitas, (4) divergensi dari konteks pendidikan seperti etnis, budaya geografi, dan nilai, (5) kurangnya pemahaman guru tentang teori-teori praktek yang baik mengajar dan bagaimana untuk menerapkannya.
Saat ini studi tentang matematika dan ilmu pendidikan di Indonesia memiliki indikasi bahwa prestasi anak dalam mata pelajaran matematika dan Sains adalah rendah, seperti ditunjukkan oleh hasil Ujian Nasional dari tahun ke tahun baik di Sekolah Dasar dan Menengah masih belum memuaskan. Penguasaan anak-anak di Matematika dan konsep Ilmu Pengetahuan dan keterampilan proses Sains masih rendah. Fakta ini mungkin sebagai hasil dari: (a) kekurangan kegiatan laboratorium, (b) kurangnya guru yang memiliki ilmu menguasai pendekatan proses keterampilan; (c) isi di Matematika dan Ilmu kurikulum terlalu ramai, (d) waktu terlalu banyak memakan administrasi ketentuan bagi guru; (e) kurangnya peralatan laboratorium dan sumber daya laboratorium manusia.
Dari Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketidakcocokan antara pendidikan tujuan, kurikulum, dan sistem evaluasi. Di bidang kurikulum sendiri, ditemukan bahwa: masih banyak guru mengalami kesulitan dalam menganalisis isi pedoman untuk program pengajaran (GBPP), guru menganggap bahwa urutan beberapa topik perlu diatur kembali,adanya anggapan matematika itu sulit. Di bidang pendekatan pengajaran, ditemukan bahwa: guru di Sekolah Dasar dan Menengah belum menguasai "ilmu pendekatan keterampilan proses" untuk mengajar Matematika dan Sains, sebagian besar guru menggunakan pendekatan konvensional dalam mengajar Matematika dan Sains. Di bidang penilaian, ditemukan bahwa kebanyakan guru:menggunakan tes objektif dalam menilai prestasi anak-anak di Matematika dan Sains dan menilai anak pada aspek kognitif saja.
Adanya Kerjasama antara lembaga pendidikan indonesia dan jepang sangat bermanfaat,dimana kita dapat saling berukar informasi dan meberikan solusi yang tepat bagi kesuksean pembelajaran matematika di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk melakukan seminar dan lokakarya, melakukan kegiatan penelitian bersama,membangun jaringan antara lembaga atau negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar