Minggu, 03 November 2013

Implementasi Kurikulum 2013

Oleh Samsul Feri Apriyadi

Sejak pemerintah menggulirkan wacana perubahan kurikulum, suara-suara dan sikap pro maupun kontra terus bermunculan dari para ahli dan praktisi pendidikan di tanah air.  Sampai akhirnya diputuskan bahwa kurikulum 2013 diterapkan hanya pada beberapa sekolah pilot project di setiap kota/kabupaten di seluruh Indonesia.  Sekolah-sekolah eks RSBI diutamakan untuk dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 ini.  Sisanya ditunjuk  beberapa sekolah SSN baik negeri maupun swasta  serta sekolah-sekolah yang mengajukan diri untuk mengimplementasikan kurikulum 2013.

Sampai akhir Agustus 2013, beberapa kegiatan yang digulirkan pemerintah sudah dilaksanakan diantaranya sosialisasi,  pelatihan kepala sekolah dan guru serta pendistribusian buku siswa dan buku guru ke sekolah-sekolah. 
Bagaimana sebenarnya kurikulum 2013?
Apa yang diharapkan dari kurikulum ini?
Bagaimana pengalaman dan kesan para guru yang sudah mendapatkan pelatihan? 
Bagaimana implementasinya di sekolah?
Apa kendala yang dihadapi? 
Apa peluang dan kesempatan yang bisa diperoleh? 
Bagaimana para guru harus bersikap?
Usulan apa yang ingin diajukan kepada pemerintah?
Persiapan apa yang harus dilakukan sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013 ini?

Tentunya masih banyak pertanyaan lain yang ingin disampaikan terkait kurikulum baru ini.  Sekolah, dalam hal ini guru sebagai ujung tombak pendidikan dan segala kebijakannya, harus dapat menyikapi setiap perubahan dengan cara yang baik dan bijak.  Sekolah/guru bukan objek kebijakan.  Kita adalah subyek dan penentu keberhasilan dari kebijakan yang ada dan peningkatan kualitasn pendidikan itu sendiri. Mari kita pelajari dan kritisi bersama-sama.
Apa yang diharapkan dari kurikulum ini?
  • Pemerintah mengharapkan kualitas peserta didik lebih baik
  • Kompetensi peserta didik tidak hanya pada ranah pengetahuan tetapi juga pada ranah afektif dan psikomotor.
  • Sebenarnya setiap mata pelajaran mempunyai tujuan temporar dan ada tujuan jangka panjang. Tujuan temporar lebih menitikberatkan pada pengetahuan.  Tujuan jangka panjang lebih menekankan pada kompetensi afektif, kemampuan berfikir tingkat tinggi, dan kemampuan penyelesaian masalah.  Ini harus dibangun dalam prose pembelajaran.   Oleh karenanya sekarang di kembangkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, mulai dari (1) pengamatan,  (2) bertanya, (3) bernalar, (4) mencoba, (5) mengaitkan antar informasi, (6) generalisasi. 
  • Pemerintah memperhatikan kekalahan Indonesia dalam TIMSS.  Pemerintah menyimpulkan karena ada materi-materi yang belum diajarkan di sekolah. Sehingga muncul materi-materi baru di sekolah.
Kesimpulan: Pada dasarnya  kurikulum 2013 lebih baik, diantaranya: peminatan di SMA dilakukan mulai dari kelas X, membangun kompetensi afektif dan kreativ siswa.
Lihat selengkapnya di