Rabu, 29 Oktober 2014

Apa itu Filsafat

(Terinspirasi Oleh Perkuliahan Prof. Dr. Marsigit, M.A  dalam Perkuliahan Filsafat Ilmu
Pada Hari Kamis Tanggal 9 Oktober 2014)
Oleh: Samsul Feri Apriyadi (PMat A 14709251085)

       Berfilsafat itu adalah olah pikir. Karena berfilsafat adalah olah pikir, maka dalam berfilsafat kita membutuhkan referensi. Referensi dalam berfilsafat adalah pikiran para filsuf. Jadi, dalam berfilsafat kita harus membaca hasil pemikiran para filsuf. Bahkan untuk hal-hal di masa yang akan datang pun, sudah ada beberapa filsuf yang memikirkannya.
       Ada bermacam-macam prinsip filsafat. Macam-macam prinsip filsafat tersebut didasarkan pada obyek filsafatnya. Pada zaman dahulu, orang Yunani memikirkan tentang asal mula segala sesuatu, bumi terbuat dari apa, bulan terbuat dari apa, sehingga filsafatnya disebut filsafat alam. Jika obyek filsafatnya tentang manusia, maka filsafatnya dinamakan filsafat manusia. Filsafat manusia masih dibagi lagi berdasarkan lokasi manusianya. Filsafat yang memperlajari manusia jawa, maka disebut filsafat manusia jawa. Untuk yang obyeknya berupa hal-hal spiritual, maka filsafatnya disebut filsafat spiritual, atau teologi, atau filsafat ketuhanan.
       Dalam mempelajari filsafat, kita juga harus professional, artinya kita mempelajari lebih rinci mengenai lokasi obyek. Ada dua kemungkinan lokasi obyek filsafat kita, yaitu obyek di dalam pikiran dan obyek di luar pikiran. Apa yang kita lihat, kita dengar dan kita raba, semua adalah obyek di luar pikiran. Namun, semua itu dapat menjadi obyek di dalam pikiran, jika kita memejamkan mata dan memikirkan benda-benda yang ada di luar pikiran tadi. Filsafat yang mempelajari benda-benda di dalam pikiran, tokohnya adalah Plato, sedangkan yang di luar pikiran tokohnya adalah Aristoteles. Jika obyeknya berada di dalam pikiran, maka filsafatnya adalah idealism, sedangkan jika obyeknya di luar pikiran, maka filsafatnya disebut realism.
       Selain itu, macam-macam flsafat juga dapat dilihat dari banyaknya obyek. Jika obyeknya satu, maka filsafatnya disebut monoisme. Jika obyeknya dua, maka filsafatnya disebut dualism. Jika obyeknya banyak, maka filsafatnya disebut pluralism. Jadi, munculnya aliran-aliran filsafat didasarkan pada obyek yang dipelajari, yaitu lokasi obyeknya, banyaknya obyek, karakteristik obyek, macam-macam obyek, dan lain sebagainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar